4 research outputs found

    Pengaruh Faktor Risiko Kehamilan, Komplikasi Obstetric, Tempat Persalinan Dan Rujukan Terhadap Kejadian Kematian Maternal Akibat Post Partum Haemmorhage (Studi Kasus Di Kabupaten Jember Tahun 2017-2019)

    No full text
    Kematian maternal merupakan kematian seorang Wanita atau ibu pada periode kehamilan sampai 42 hari pasca persalinan. Biasanya digunakan sebagai indikator dalam kesejahteraan suatu bangsa yang dinyatakan dalam Angka Kematian Ibu (AKI) / Maternal Mortality Rate (MMR) dengan jumlah kematian ibu / 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu diakibatkan oleh beberapa penyebab antara lain 3 penyebab terbesar yaitu perdarahan, preeklamsi eklamsia dan infeksi. Perdarahan dibagi dalam perdarahan antepartum dan postpartum. Perdarahan post partum penyumbang angka kematian ibu tertinggi di berbagai belahan dunia. Perdarahan post partum atau biasa dikenal dengan Post Partum Haemmorhage (PPH) yaitu perdarahan yang dialami Wanita pasca melahirkan ( 24 jam sampai 4 minggu pasca salin) yang ditandai dengan keluarnya darah dari jalan lahir > 500 mL persalinan pervaginam dan >1000 mL pada persalinan perabdominal. Mayoritas penyebab adalah 4T (Tone, Trauma, Tissue, Thrombin). Kematian yang disebabkan karena PPH biasnya disertai dengan adanya faktor lain diantaranya faktor tempat persalinan dan rujukan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adakah pengaruh faktor risiko kehamilan, komplikasi Obstetric terhadap kejadian PPH dan faktor tempat persalinan dan rujukan terhadap kejadian kematian akibat PPH. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain case control study yang dilakukan pada bulan Maret 2022- April 2022 di Kabupaten Jember dengan sumber data berupa Otopsi Verbal Maternal, Rekam Medis dan Register Persalinan yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dan 25 Puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Jember. Subyek penelitian adalah 43 ibu yang meninggal akibat PPH sebagai kelompok kasus dan 86 ibu dengan PPH yang hidup sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok dilakukan pengambilan data riwayat kehamilan yaitu usia, paritas dan status anemia ibu, komplikasi obstetric yaitu riwayat atonia uteri, retensio plasenta dan laserasi jalan lahir, serta riwayat tempat persalinan dan rujukan ibu meliputi jumlah estafet rujukan ibu dan lama ibu dirujuk. Kemudian dilakukan tabulasi dan pengujian bivariat dengan Chi-Square setelah itu dilanjutkan dengan pengujian multivariat dengan regresi logistic dengan menggunakan SPSS 25.0 dengan taraf kesalahan 0,05 dan dilakukan uji probabilitas untuk mengetahui besar pengaruh variabel penelitian. Pada uji bivariat didapatkan kategori usia >35 tahun (p-value = 0.001), paritas (p- value = 0.000), anemia (p-value = 0.006), atonia uteri (p-value = 0.000), retensio plasenta (p-value = 0.000), laserasi (p-value = 0.041) keseluruhan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kejadian Post Partum Haemmorhage. Sedangkan pada tempat persalinan Rumah sakit didapatkan (p-value = 0.053), estafet rujukan 2 (p-value = 0.002) rujukan ≥ 3 (p-value = 0.000), perkiraan waktu rujukan (p-value = 0.064). Sehingg didapatkan hasil yang signifikan terhadap kejadian kematian maternal akibat Post Partum Haemmorhage. Pada analisis multivariat didapatkan hasil paritas (p-value = 0.022, OR = 1.331 95% CI 1.26-20.34), Anemia (p-value = 0.042, OR = 5.061 95% CI 1.07-31.87), Retensio plasenta (p-value = 0.037, OR = 0.074 95% CI 0.01-0.86), laserasi (p-value = 0.086, OR = 0.086 95% CI 0.01-0.97) sehingga didapatkan pengaruh terhadap kejadian PPH di Kabupaten Jember dengan nilai probabilitas 97%. Estafet rujukan (p-value = 0.000, OR = 3.166 95% CI 1.864-5.378), kecepatan rujukan (p-value = 0.073, OR = 4.394 95% CI 1.27-15.14) mempunyai pengaruh terhadap kejadian kematian maternal akibat PPH di Kabupaten Jember dengan nilai probabilitas 97%. Pada penelitian ini terbukti bahwa faktor risiko kehamilan, komplikasi obstetric berpengaruh terhadap kejadian Post Partum Haemmorhage dan tempat persalinan dan rujukan berpengaruh terhadap kejadian kematian akibat Post Partum Haemmorhage di Kabupaten Jember Tahun 2017-2019

    Pengaruh Faktor Risiko Kehamilan, Komplikasi Obstetric, Tempat Persalinan dan Rujukan Terhadap Kematian Maternal Akibat Post Partum Haemmorhage (Sudi Kasus di Kabupaten Jember Tahun 2017-2019)

    No full text
    Kematian maternal merupakan kematian seorang Wanita atau ibu pada periode kehamilan sampai 42 hari pasca persalinan. Biasanya digunakan sebagai indikator dalam kesejahteraan suatu bangsa yang dinyatakan dalam Angka Kematian Ibu (AKI) / Maternal Mortality Rate (MMR) dengan jumlah kematian ibu / 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu diakibatkan oleh beberapa penyebab antara lain 3 penyebab terbesar yaitu perdarahan, preeklamsi eklamsia dan infeksi. Perdarahan dibagi dalam perdarahan antepartum dan postpartum. Perdarahan post partum penyumbang angka kematian ibu tertinggi di berbagai belahan dunia. Perdarahan post partum atau biasa dikenal dengan Post Partum Haemmorhage (PPH) yaitu perdarahan yang dialami Wanita pasca melahirkan ( 24 jam sampai 4 minggu pasca salin) yang ditandai dengan keluarnya darah dari jalan lahir > 500 mL persalinan pervaginam dan >1000 mL pada persalinan perabdominal. Mayoritas penyebab adalah 4T (Tone, Trauma, Tissue, Thrombin). Kematian yang disebabkan karena PPH biasnya disertai dengan adanya faktor lain diantaranya faktor tempat persalinan dan rujukan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adakah pengaruh faktor risiko kehamilan, komplikasi Obstetric terhadap kejadian PPH dan faktor tempat persalinan dan rujukan terhadap kejadian kematian akibat PPH. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain case control study yang dilakukan pada bulan Maret 2022- April 2022 di Kabupaten Jember dengan sumber data berupa Otopsi Verbal Maternal, Rekam Medis dan Register Persalinan yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dan 25 Puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Jember. Subyek penelitian adalah 43 ibu yang meninggal akibat PPH sebagai kelompok kasus dan 86 ibu dengan PPH yang hidup sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok dilakukan pengambilan data riwayat kehamilan yaitu usia, paritas dan status anemia ibu, komplikasi obstetric yaitu riwayat atonia uteri, retensio plasenta dan laserasi jalan lahir, serta riwayat tempat persalinan dan rujukan ibu meliputi jumlah estafet rujukan ibu dan lama ibu dirujuk. Kemudian dilakukan tabulasi dan pengujian bivariat dengan Chi-Square setelah itu dilanjutkan dengan pengujian multivariat dengan regresi logistic dengan menggunakan SPSS 25.0 dengan taraf kesalahan 0,05 dan dilakukan uji probabilitas untuk mengetahui besar pengaruh variabel penelitian. Pada uji bivariat didapatkan kategori usia >35 tahun (p-value = 0.001), paritas (p-value = 0.000), anemia (p-value = 0.006), atonia uteri (p-value = 0.000), retensio plasenta (p-value = 0.000), laserasi (p-value = 0.041) keseluruhan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kejadian Post Partum Haemmorhage. Sedangkan pada tempat persalinan Rumah sakit didapatkan (p-value = 0.053), estafet rujukan 2 (p-value = 0.002) rujukan ≥ 3 (p-value = 0.000), perkiraan waktu rujukan (p-value = 0.064). Sehingg didapatkan hasil yang signifikan terhadap kejadian kematian maternal akibat Post Partum Haemmorhage. Pada analisis multivariat didapatkan hasil paritas (p-value = 0.022, OR = 1.331 95% CI 1.26-20.34), Anemia (p-value = 0.042, OR = 5.061 95% CI 1.07-31.87), Retensio plasenta (p-value = 0.037, OR = 0.074 95% CI 0.01-0.86), laserasi (p-value = 0.086, OR = 0.086 95% CI 0.01-0.97) sehingga didapatkan pengaruh terhadap kejadian PPH di Kabupaten Jember dengan nilai probabilitas 97%. Estafet rujukan (p-value = 0.000, OR = 3.166 95% CI 1.864-5.378), kecepatan rujukan (p-value = 0.073, OR = 4.394 95% CI 1.27-15.14) mempunyai pengaruh terhadap kejadian kematian maternal akibat PPH di Kabupaten Jember dengan nilai probabilitas 97%. Pada penelitian ini terbukti bahwa faktor risiko kehamilan, komplikasi obstetric berpengaruh terhadap kejadian Post Partum Haemmorhage dan tempat persalinan dan rujukan berpengaruh terhadap kejadian kematian akibat Post Partum Haemmorhage di Kabupaten Jember Tahun 2017-2019

    Pengaruh Faktor Risiko Kehamilan, Komplikasi Obstetric, Tempat Persalinan dan Rujukan Terhadap Kematian Maternal Akibat Post Partum Haemmorhage (Studi Kasus Di Kabupaten Jember Tahun 2017-2019)

    No full text
    Kematian maternal merupakan kematian seorang Wanita atau ibu pada periode kehamilan sampai 42 hari pasca persalinan. Biasanya digunakan sebagai indikator dalam kesejahteraan suatu bangsa yang dinyatakan dalam Angka Kematian Ibu (AKI) / Maternal Mortality Rate (MMR) dengan jumlah kematian ibu / 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu diakibatkan oleh beberapa penyebab antara lain 3 penyebab terbesar yaitu perdarahan, preeklamsi eklamsia dan infeksi. Perdarahan dibagi dalam perdarahan antepartum dan postpartum. Perdarahan post partum penyumbang angka kematian ibu tertinggi di berbagai belahan dunia. Perdarahan post partum atau biasa dikenal dengan Post Partum Haemmorhage (PPH) yaitu perdarahan yang dialami Wanita pasca melahirkan ( 24 jam sampai 4 minggu pasca salin) yang ditandai dengan keluarnya darah dari jalan lahir > 500 mL persalinan pervaginam dan >1000 mL pada persalinan perabdominal. Mayoritas penyebab adalah 4T (Tone, Trauma, Tissue, Thrombin). Kematian yang disebabkan karena PPH biasnya disertai dengan adanya faktor lain diantaranya faktor tempat persalinan dan rujukan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adakah pengaruh faktor risiko kehamilan, komplikasi Obstetric terhadap kejadian PPH dan faktor tempat persalinan dan rujukan terhadap kejadian kematian akibat PPH

    Risk Factors for Primary Postpartum Haemorrhage-related Maternal Deaths: Evidence from Maternal Verbal Autopsy in Jember District, Indonesia

    No full text
    Objective: This study aims to identify risk factors associated with maternal mortality from primary postpartum haemorrhage in Jember district Indonesia. Methods: 40 primary postpartum haemorrhage maternal deaths (cases) and 80 primary postpartum haemorrhage cases (controls) were collected from maternal verbal autopsy forms. The sample included mothers who suffered from primary postpartum haemorrhage in Jember district from January 2017 to December 2019. Logistic regression analysis was administered to determine risk factors for maternal deaths from primary postpartum haemorrhage. Results: One factor significantly associated with maternal mortality was transfer time to the referral hospital (OR 0.286, 95% CI 0.112-0.746, p=0.010). Other factors, including age (OR 0.813, 95% CI 0.358-1.838, p=0.618), parity (OR 0.644, 95% CI 0.264-1.570, p=0.333), place of birth (OR 0.883, 95% CI 0.511-1.525, p=0.654), birth attendant (OR 1.808, 95% CI 0.791-4.135, p=0.160) and travel time to primary healthcare facilities (OR 1.416, 95% CI 0.615-3.257, p=0.413), were not significantly associated with primary postpartum haemorrhage-related maternal deaths. Conclusions: Access to referral hospitals must be considered in reducing maternal mortality from primary postpartum haemorrhage. Ensuring mothers with primary postpartum haemorrhage reach referral hospitals immediately may facilitate prompt and advanced obstetric care
    corecore